Keluarga
yang Rukun
Keluarga Pak Roni sedang
membicarakan tentang sekolah kedua anak mereka diruang keluarga. Rara adalah
anak pertama Pak Roni dan Bu Ellen yang akan melanjutkan ke Perguruan Tinggi.
Sedangkan Roni adalah anak kedua Pak Roni dan Bu Ellen yang akan melanjutkan ke
SMA.
Pak Roni : Rara, setelah lulus SMA
kamu ingin melanjutkan kemana ?
Rara : Aku ingin melanjutkan ke UNNES, pak.
Pak Roni : Oh… baguslah kalau itu
keinginanmu.
Rara : Tapi…apakah ekonominya Bapak dan Ibu
cukup untuk biaya sekolah aku ?
Bu Ellen : Asalkan kamu benar-benar ingin melanjutkan
ke Perguruan Tinggi yang kamu
inginkan Insya Allah bisa, nak.
Rara : Iya bu, Rara benar-benar ingin
melanjutkan ke Perguruan Tinggi.
Bu Ellen : Dan jangan lupa, setiap hari kamu harus
berdoa, memohon kepada Allah SWT
untuk dimudahkan masuk ke UNNES.
Rara : Pasti, bu.
Pak Roni : Oh…ya, kamu ingin
mengambil jurusan apa ?
Rara : Rara ingin mengambil jurusan biologi,
pak.
Pak Roni : Okelah, Bapak akan
dukung kamu.
Rara :
Terima kasih, pak.
Pak Roni : Dodi, setelah lulus SMP
kamu ingin melanjutkan sekolah mana ?
Dodi : Aku ingin melanjutkan ke SMA 1, pak.
Pak Roni : Ah yang bener aja kamu,
masak anak seperti kamu kok ingin masuk ke SMA 1.
Dodi :
Bapak itu gimana to. Anaknya pingin nglanjutin ke sekolah yang favorit kok
nggak ndukung malah ngledekin gitu.
Pak Roni : Bukannya bapak nggak
ndukung Dod, kamu itu kan anaknya nggak rajin dan
kalau disuruh belajar malas.
Bu Ellen : Iya benar kata bapak,
Dod, SMA 1 itu anaknya rajin-rajin dan pintar-pintar.
Dodi : (marah dan menuju ke
kamarnya)
Setelah keluarga Pak Roni
membicarakan masalah itu, mereka menuju ke ruang makan untuk makan malam
bersama.
Bu Ellen : Bi, makanannya sudah
disiapkan belum ?
Siti : Sudah saya siapkan
diatas meja makan, bu.
Bu Ellen : Yaudah, terima kasih.
Siti : Iya, bu.(menuju
kebelakang untuk mengerjakan pekerjaan yang belum selesai)
Bu Ellen : Bapak, Rara, Dodi, ayo
kita makan malam.
Pak Roni : Iya, bu.
Bu Ellen : Lho, Dodi mana, pak ?
Pak Roni : Dodi dikamar, bu.
Pak Roni : Dodi dikamar, bu.
Bu Ellen : (Menuju ke kamar Dodi).
Dodi ayo kita makan malam bersama.
Dodi : Nggak mau !! Dodi
nggak mau makan.
Bu Ellen : Kenapa kamu, Dod ?
Dodi : (Hanya diam).
Bu Ellen : (Mendekati Dodi). Kamu
kenapa ?
Dodi : Nggak kenapa-kenapa,
bu. Udahlah sekarang ibu makan saja.
Bu Ellen : (Menuju ke ruang makan).
Pak Roni : Mana Dodinya, bu ?
Bu Ellen : Dodi nggak mau makan, pak,
dia masih marah.
Pak Roni : Marah kenapa to ?
Bu Ellen : Mungkin masalah
pembicaraan tadi, Pak.
Pak Roni : Gitu aja kok marah.
Bu Ellen : Sudahlah pak, mungkin
dia capek ingin beristirahat dan akhirnya dia kebawa
emosi.
Pak Ellen : Iya, bu.
Bu Ellen : Bibi, ayo kita makan
bersama.
Bibi : Iya, bu, terima kasih
(menuju ke ruang makan)
Satu bulan kemudian, keluarga Pak Roni
membicarakan tentang sekolah anak mereka lagi. Mereka kumpul diruang keluarga.
Pak Roni : Rara, apakah kamu udah
mantap ingin melanjutkan ke UNNES ?
Rara : Iya, pak, Rara udah mantap.
Pak Roni : Okelah bapak akan dukung
kamu. Doakan saja semoga gajian bapak dan ibu
mencukupi kebutuhan keluarga kita.
Rara : Pasti dong, pak.
Bu Ellen : Dodi, apakah kamu
bener-bener ingin melanjutkan ke SMA 1 ?
Dodi : Bener, bu.
Bu Ellen : Yaudah ibu dukung, tapi
kamu harus janji ya kalau udah masuk sekolah
tidak akan bermalas-malasan lagi.
Dodi : Hmmm, tapi Dodi
dibelikan motor dong, bu.
Bu Ellen : Dodi…Dodi… kamu kan udah
punya motor, kenapa minta dibelikan motor lagi ?
Dodi : Motor Dodi kan udah jelek, bu.
Bu Ellen : Nah, sekarang kamu milih
nglanjutin sekolah atau milih beli motor ?
Dodi : Ibu kok gitu sih !!
Bu Ellen : Bukannya gitu, Dod.
Uangnya kan akan digunakan untuk membayar kakakmu
nglanjutin ke Perguruan Tinggi dan katanya
kamu ingin nglanjutin ke SMA 1.
Rara : Iya benar kata Ibu, dek, kalau kamu minta
dibelikan motor, emang biayanya ada ?
Mbok kamu itu mikir sih, dek, kasihan Ibu
dan Bapak yang udah bekerja keras
demi anaknya.
Dodi : Udahlah kak, kamu
nggak usah ikut campur.
Rara : Kakak kan cuma
nasehati aja, dek.
Bu Ellen : Udah, udah jangan
bertengkar.
Pak Roni : Dodi, bapak akan
membelikan kamu motor tapi setelah biaya kakakmu dan biaya
sekolah kamu lunas semua, karena Perguruan
Tinggi itu biayanya mahal.
Dodi : Iya, tapi jangan
lama-lama lho, pak.
Rara : Adek itu gimana to,
uangnya itu mau buat mbayar kakak ke Perguruan Tinggi,dek.
Mbok yang sabar.
Dodi : (Diam saja)
Satu bulan kemudian, Rara mendaftar
ke UNNES diantar kedua orang tuanya. Tiba di Kampus UNNES, hati Rara sangat
senang. Mereka menuju ke ruang pendaftaran.
Rara : Pak, Bu, apakah biaya untuk pendaftaran ini
sudah ada ?
Pak Roni : Udah, nak, kamu tenang
aja, pasti cukup kok.
Rara : Ya sudah, Rara
sangat berterima kasih kepada Bapak dan Ibu. Rara sangat
senang, pak,bu.
Pak Roni & Bu Ellen : Kamu
senang, kita pun ikut senang, nak.
Rara : Terima kasih, pak,bu.
Setelah Rara ndaftar ke UNNES,
mereka pulang kerumah. Tiba dirumah, Pak Roni dan Bu Ellen menuju ke kamarnya.
Bu Ellen : Pak, bagaimana kalau
kita usaha jualan baju batik buat tambah-tambah
penghasilan kita ?
Pak Roni : Emangnya kita sempat ?
Setiap hari kan kita kerja, bu.
Bu Ellen : Lho, ya kan nanti kita
buka toko dan cari pegawai to, pak. Setuju nggak ?
Pak Roni : Bapak sih setuju aja, bu.
Tapi, itu kan juga memerlukan modal yang cukup besar.
Bu Ellen : Ini kan baru rencana
aja, pak.
Pak Roni : Ya, ide Ibu itu emang
bagus.
Bu Ellen : Kita buka usahanya kalau
biaya Rara dan Dodi sudah terbayar semua, pak.
Pak Roni : Iya, bu.
Keesokan harinya, Dodi mendaftar ke
SMA 1 diantar kedua orang tuanya.
Pak Roni : Dodi, bener kamu udah
mantap ?
Dodi : Ya pasti mantap to, pak.
Pak Roni ; Tapi, kamu harus rajin
belajar lho, Dod ? Jangan bermalas-malasan lagi dan
kamu harus juara kelas agar biaya yang
sudah dibayar tidak sia-sia.
Dodi : Iya iya, pak.
Akhirnya Dodi ndaftar ke SMA 1.
Setelah selesai ndaftar, mereka pulang kerumah.
Dodi : Pak, kapan Dodi
dibelikan motor ?
Pak Roni : Lho, yang sabar to, nak.
Uangnya baru saja buat mbayar pendaftaran kamu
dan kakakmu.
Dodi : Yaudah, yang penting
hari pertama masuk sekolah harus sudah ada motor.
Rara : Kasihan Bapak dan
Ibu sih, dek. Lagian kan kamu udah punya motor sendiri,
mbok ya bersyukur to, dek.
Dodi : Kakak itu mesti ikut
campur.
Bu Ellen : Udah, udah, kalian itu
bertengkar terus.
Dodi : (Menuju ke kamarnya).
Satu minggu kemudian, ternyata Rara
diterima di UNNES dan Dodi diterima di SMA 1. Mereka berdua sangat senang. Dan ternyata sifat Dodi berubah menjadi baik.
Rara : Berkat Ibu dan
Bapak, Rara bisa diterima di UNNES, terima kasih, pak, bu.
Pak Roni & Bu Ellen : Kami
sangat senang, nak, kamu diterima di UNNES.
Dodi : Dodi juga senang,
pak, bu, diterima di SMA 1.
Pak Roni & Bu Ellen : Iya, nak,
kita semua senang.
Pak Roni dan Bu Ellen menuju ke
kamar mereka.
Bu Ellen : Pak, kita jadi buka
usaha atau tidak ?
Pak Roni : Iya bu jadi, mumpung
biaya Rara dan Dodi udah lunas semua.
Bu Ellen : Tapi modalnya ada nggak,
pak ?
Pak Roni : Insya Allah ada, bu.
Bu Ellen : Belikan motor buat Dodi
dulu aja, pak, karena Dodi cepat-cepat minta dibelikan.
Pak Roni : Iya, bu, kita nggak usah
bilang-bilang Dodi, buat surprise aja.
Bu Ellen : Rara dibelikan motor
juga to, pak, biar adil.
Pak Roni : Ya pasti bu.
Keesokan harinya, Pak Roni dan Bu Ellen
akan pergi ke dealer untuk membeli motor. Sebelumnya, Bu Ellen memanggil Rara
dan Dodi.
Bu Ellen : Nak, Ibu dan Bapak pergi
dulu ya ? Kamu berdua nggak boleh pergi harus
jaga rumah.
Rara : Ibu dan Bapak akan
pergi kemana ?
Bu Ellen : Ibu dan Bapak ada
keperluan sebentar, nak.
Rara : Yaudah, hati-hati
dijalan ya, pak,bu.
Bu Ellen : Iya, nak. (mereka menuju
ke dealer)
Pak Roni dan Bu Ellen membeli motor
sekaligus dua buat kedua anaknya. Setelah itu, pak Roni dan Bu Ellen pulang. Tak
lama kemudian, motor yang dibeli Pak Roni dan Bu Ellen datang.
Pak Roni & Bu Ellen : Surprise
……..
Rara & Dodi : Apaan ini, pak,bu
?
Pak Roni : Bapak dan Ibu membelikan
motor buat kalian berdua, nak.
Rara : Lho, Rara kan nggak
minta dibelikan to.
Bu Ellen : Iya nak, kamu emang
nggak minta, tapi kalau yang dibelikan cuma Dodi kan
nggak adil, akhirnya kamu Ibu belikan
juga.
Rara : Rara sangat berterima kasih, pak,bu.
Bu Ellen : Iya, nak.
Pak Roni : Dodi, kamu senang tidak
udah dibelikan motor.
Dodi : Dodi sangat senang,
pak.
Pak Roni : Yaudah, Bapak dan Ibu
istirahat dulu ya ?
Rara & Dodi : Ya, pak.
Pak Roni & Bu Ellen : (Menuju
ke kamar mereka)
Pak Roni : Bu, kapan kita buka
usaha ?
Bu Ellen : Ya terserah bapak aja.
Pak Roni : Gimana kalau besok, bu ?
Bu Ellen : Ibu ya mau-mau aja, pak.
Keesokan harinya keluarga Pak Roni
buka usaha toko baju batik. Pak Roni dan Bu Ellen mencari pegawainya.
The End ….
Tidak ada komentar:
Posting Komentar